15 Maret 2010

Tata surya

Tata surya adalah salah satu contoh keselarasan indah yang paling mengagumkan yang dapat disaksikan. 
Terdapat sembilan planet dengan lima puluh empat satelit yang diketahui dan benda-benda kecil yang jumlahnya tidak diketahui. planet-planet utama dihitung menjauh dari matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Ura-nus, Neptunus, dan Pluto. Bumi adalah satu-satunya planet yang di-ketahui mengandung kehidupan.
Pada struktur tata surya, kita menemukan contoh lain dari keindahan keseimbangan: Keseimbangan antara gaya sentrifugal planet yang dilawan oleh gaya gravitasi dari benda primer planet tersebut. (Dalam astronomi, benda primer adalah benda yang dikitari oleh benda lainnya. Benda primer bumi adalah matahari, benda primer bulan adalah bumi). Tanpa keseimbangan ini, segala sesuatu yang ada di tata surya akan terlontar jauh ke luar angkasa. Keseimbangan di antara kedua gaya ini menghasilkan jalur (orbit>> klik jika ingin lebih tahu) tempat planet dan benda angkasa lain mengi-tari benda primernya.

Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat, dia akan tertarik kepada benda primernya; jika bergerak terlalu cepat, benda primernya tidak mampu menahannya, dan akan terlepas jauh ke angkasa. Sebliknya, setiap benda langit bergerak pada kecepatan yang begitu tepat untuk terus dapat berputar pada orbitnya. Lebih jauh, keseimbangan ini tentu berbeda untuk setiap benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari berbeda-beda. Demikian juga massa benda-benda langit ter-sebut. Jadi, planet-planet harus memiliki kecepatan yang berbeda untuk tidak menabrak matahari atau terlempar menjauh ke angkasa.

Ahli astronomi penganut materialisme bersikukuh bahwa asal mula dan kelangsungan tata surya dapat dijelaskan karena kebetulan. Lebih dari tiga abad lalu, banyak pemuja materialisme telah berspekulasi tentang bagaimana keteraturan menakjubkan ini bisa terjadi dan mereka gagal sama sekali. Bagi penganut materialisme, keseimbangan dan keter-aturan tata surya adalah misteri tak terjawab.

Kepler dan Galileo, dua ahli astronomi yang termasuk orang-orang pertama yang menemukan keseimbangan paling sempurna, mengakuinya sebagai rancangan yang disengaja dan tanda campur tangan ilahiah di seluruh alam semesta. Isaac Newton, yang diakui sebagai salah satu pemikir ilmiah terbesar sepanjang masa, pernah menulis "Sistem paling indah yang terdiri dari matahari, planet, dan komet ini dapat muncul dari tujuan dan kekuasaan Zat yang berkuasa dan cerdas... Dia mengendalikan semuanya, tidak sebagai jiwa na-mun sebagai penguasa dari segalanya, dan disebabkan kekuasaan-Nya, Dia biasa disebut sebagai “Tuhan Yang Mahaagung.”

Tempat Kedudukan Bumi.
Di samping keseimbangan yang menakjubkan ini, posisi bumi di dalam tata surya dan di alam semesta juga merupakan bukti lain kesempurnaan penciptaan Allah. Temuan terakhir astronomi menunjukkan pentingnya keberadaan planet lain bagi bumi. Ukuran dan posisi Yupiter, sebagai contoh, ternyata begitu penting. Perhitungan astrofisika menunjukkan bahwa, sebagai planet terbesar dalam tata surya, Yupiter menjamin kestabilan orbit bumi dan planet lain. 
Peran Yupiter melindungi bumi dijelaskan dalam artikel “How Special Jupiter is” karya George Wetherill  "Tanpa planet besar yang dengan tepat ditempatkan di posisi Yupiter, bumi tentunya telah ditabrak ribuan kali lebih sering oleh komet dan meteor serta serpihan antarplanet. Jika saja tanpa Yupiter, kita tidak mungkin ada untuk mempelajari asal usul tata surya. Intinya, struktur tata surya telah dirancang khusus bagi umat manusia untuk hidup.
Tata surya kita berada di salah satu cabang spiral raksasa dari galaksi Bima Sakti, lebih dekat ke tepi daripada ke tengah. Keuntungan apa yang didapat dari posisi seperti ini? Dalam Nature's Destiny, Michael Denton menjelaskan "Yang mengejutkan adalah bahwa alam semesta bukan saja luar biasa tepat bagi keberadaan manusia dan adaptasi biologis manusia, namun juga bagi pemahaman kita... Karena posisi tata surya kita di tepi galaksi, kita dapat pada malam hari memandang jauh ke galaksi nun jauh di sana dan menggali pengetahuan dari struktur keseluruhan alam semesta. Andai saja kita berada di tengah galaksi, kita tidak akan pernah menyaksikan keindahan galaksi spiral atau memiliki gagasan tentang struktur alam semesta. Dengan kata lain, bahkan posisi bumi di galaksi merupakan bukti bahwa bumi diciptakan bagi manusia untuk hidup, demikian pula selu-ruh hukum fisika alam semesta. Adalah kebenaran nyata bahwa alam semesta diciptakan dan diatur oleh Allah.

Alasan mengapa sebagian orang tidak dapat memahami hal ini adalah prasangka mereka sendiri. Namun pemikiran yang murni berdasarkan kenyataan tanpa prasangka dapat dengan mudah memahami bahwa alam semesta diciptakan dan dikendalikan oleh Allah bagi manusia untuk hidup, seperti yang diungkapkan di dalam Al Quran:
“Dan tidak Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS. Shaad, 38: 27) !

Pemahaman mendalam ini diungkapkan di dalam ayat lain Al Quran:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergan-tinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali ‘Imran, 3: 190-191)

Ledakan raksasa yang dikenal sebagai supernova menyebabkan materi terlontar ke seluruh penjuru alam semesta. Jarak yang luar biasa jauh antar bintang dan galaksi di alam semesta memperkecil risiko yang diakibatkan ledakan tersebut terhadap benda-benda alam semesta lainnya.

“Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang.” (QS. Ash-Shaffat, 37: 6)

Mobil yang ditelantarkan akan memburuk dan hancur berkeping-keping. Segala sesuatu di alam semesta patuh terhadap entropi: hukum ini menyatakan bahwa, jika dibiarkan begitu saja, segala sesuatu berkurang kestabilannya dan berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu.

Setiap galaksi di alam semesta adalah bukti struktur teratur yang ada di mana-mana. Sistem-sistem yang luar biasa ini, dengan rata-rata 300 miliar bintang di setiap sistem, menunjukkan keseimbangan dan keselarasan nyata.

Max Planck, Pemenang Nobel untuk bidang fisika "Sebuah keteraturan berlaku di jagat raya kita. Keteraturan ini dapat diformulasikan dalam bentuk aktivitas yang punya maksud tertentu.”

Albert Einstein: “Kita menemukan di dunia nyata sebuah keteraturan tingkat tinggi.”

Isaac Newton, salah satu perintis dan penemu fisika modern dan astronomi, menyaksikan bukti kuat ciptaan Tuhan dalam keteraturan alam semesta.

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS. Yaasin, 36: 40)
Sumber: http://blogneforfree.blogspot.com/2010/03/tata-surya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon daftarkan diri anda:

Pulau Seram, Maluku