Terlahir dengan nama Alexandrina Victoria, Ratu Victoria yang lahir di Istana Kensington, London, Inggris, 24 Mei 1819 adalah Ratu dari Britania Raya dan Irlandia dari 20 Juni 1837 dan Ratu India dari 1 Januari 1877 hingga wafat pada tahun 1901. Masa pemerintahannya termasuk yang sangat lama dibanding Raja atau Ratu Britania Raya manapun yakni berlangsung lebih dari 63 tahun.
Pemerintahan Victoria ditandai oleh ekspansi besar-besaran dari Imperium Britania Raya. Zaman Victoria adalah puncak dari Revolusi Industri, suatu masa perubahan sosial, ekonomi dan teknologi yang penting di Britania Raya. Pada masa tersebut imperium Britania mencapai puncaknya dan menjadi negara adi kuasa yang paling jaya.
Darah yang mengalir dalam diri Victoria hampir sepenuhnya berdarah Jerman (kecuali dari leluhurnya Sophia dari Hanover yang merupakan cucu dari garis perempuan dari James I).
Victoria adalah ratu terakhir dari Dinasti Hanover sedangkan penggantinya, Raja Edward VII berasal dari Dinasti Saxe-Coburg dan Gotha. Ayahnya, Adipati dari Kent dan Strathearn adalah putra keempat dari Raja George III dan Ratu Charlotte. Ibunya adalah Putri Victoria dari Saxe-Coburg-Saalfeld.
Anak sulung George III, Pangeran Wales (kelak Raja George IV), hanya mempunyai seorang anak, Putri Charlotte Augusta dari Wales. Ketika Putri Charlotte Augusta meninggal dunia pada 1817, anak-anak lelaki Raja George III yang belum menikah berebutan menikah dan mendapatkan anak untuk menjamin garis keturunan mereka.
Pada usia 50 tahun, Adipati dari Kent dan Strathearn menikahi Putri Victoria dari Saxe-Coburg-Saalfeld, saudara perempuan dari duda Putri Charlotte Pangeran Leopold dari Saxe-Coburg-Saalfeld dan janda dari Karl, Pangeran dari Leiningen.
Victoria adalah anak tunggal dari pasangan tersebut dan dibaptiskan dengan nama Alexandrina Victoria. Victoria secara resmi disebut Yang Mulia Putri Victoria dari Kent.
Hubungan asmaranya
Adalah Shrabani Basu, seorang pengarang kelahiran India yang tidak sengaja menemukan kisah cinta Ratu Inggris tersebut yang ternyata menjalin hubungan asmara dengan pelayan asal Indianya bernama Abdul Karim.
Menurut Banu, kisah ini sengaja ditutup-tutupi oleh Kerajaan Inggris dan ketika Ratu Victoria meninggal dunia pada 1901, anaknya Raja Edward VII memerintahkan seluruh surat dan fotografi yang menghubungkan Victoria-Karim dihancurkan. Untungnya, Karim memiliki buku harian yang sempat ia selundupkan ketika ia dipecat dari Kerajaan Inggris. Buku ini jatuh ke tangan Basu. Diberikan oleh Begum Qamar Jehan, salah satu kerabat Karim. Bersama dengan buku itu terdapat pula sejumlah foto yang menunjukkan Victoria-Karim.
Kisah uniknya yang dikutip dari the National:
Karim adalah pemuda asal India tepatnya Agra. Ia dibawa ke Inggris pada 1887 sebagai hadiah dari India untuk Inggris dimana sebelumnya Victoria memang ingin ada pelayan khusus dari India untuk melayani Ratu atau Raja India yang mengunjungi Inggris.
Setahun di Inggris, karir Karim melesat. Dia menajdi salah satu pelayan dan orang penting dalam rumah tangga Istana dan menjadi anak kesayangan Victoria dank arena hal demikian membuat banyak orang dari pemerintahan serta anggota keluarga kerajaan yang iri dengan karirnya sampai-sampai pada satu kesempatan, Perdana Menteri Inggris Lord Salisbury bahkan harus mengintervensi keputusan Victoria. Ratu ingin menganugerahkan Karim gelar ksatria Inggris, namun ditolak Salisbury. Akhirnya Karim mendapat gelar 'Companion of the Order of the Indian Empire' dan gelar 'Commander of the Royal Victorian Order'.
Karim datang ketika Victoria sedang berduka atas kematian John Brown. Brown adalah salah satu pelayan favorit Ratu yang juga kemungkinan salah satu kekasihnya. Suami Victoria, Pangeran Albert, meninggal pada 1861.
"Victoria mengirim surat ke Karim yang menunjukkan kasih sayang. Ia menulis dalam surat itu 'dari Ibumu yang sangat menyintaimu atau dari sahabatmu atau malah di beberapa kesempatan ada surat yang dikirim dengan tanda kecupan sang Ratu. Ini sangat jarang pada saat itu," kata Basu.
"Hubungan mereka sangat bergairah, tidak diragukan lagi. Hubungan mereka bisa dikatakan dalam berbagai lapisan, ada hubungan ibu-anak, ada hubungan pria India-perempuan Inggris dan macam-macam," sambung Basu.
"Hubungan mereka sangat bergairah, tidak diragukan lagi. Hubungan mereka bisa dikatakan dalam berbagai lapisan, ada hubungan ibu-anak, ada hubungan pria India-perempuan Inggris dan macam-macam," sambung Basu.
Apakah hubungan keduanya cinta? Basu masih ragu mengatakannya. Sebab saat itu Karim sudah menikah dan Victoria tampak ingin sendiri. Namun gosip di Kerajaan waktu itu sempat memuncak ketika Karim dan Victoria bermalam bersama di salah satu rumah peristirahatan di dataran tinggi Skotlandia.
Selain sebagai pelayan, Karim juga mengajari Victoria bahasa Urdu, Hindi dan masalah-masalah lain mengenai India. Karim selalu ikut dalam rombongan kerajaan. Dia diberikan rumah mewah di Inggris dan di India. Bahkan ia memiliki menu khusus, kare, setiap hari di Istana.
Karim pun naik jabatan dari pelayan menjadi sekretaris Ratu. Kenaikan jabatan itu membuat pihak rumah tangga Istana makin gusar. "Aku sangat mengagumi Karim," kata Victoria suatu waktu kepada menantunya, Louisse, Duchess of Cornwall di 1888. "Karim itu pria yang lembut, baik dan pengertian. Dia membuatku merasa nyaman" kata Victoria.
"Yang terjadi saat itu adalah Karim sangat berpengaruh terhadap Victoria. Bahkan Karim bisa mempengaruhi kebijakan politik Inggris terkait India. Ini sangat menakjubkan. Ketika Inggris di masa jaya-jayanya, ada pemuda Muslim yang menduduki posisi penting di Kerajaan Inggris yang bisa mengubah kebijakan," kata Basu.
Menurut Basu, hubungan Victoria-Karim menjadi sangat heboh. Bahkan lebih heboh dari hubungan Victoria-Brown. Ini membuat putra Victoria, Raja Edward VII sangat tidak senang. Ketika Victoria wafat, Edward memecat Karim dan memulangkannya ke India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon daftarkan diri anda: