26 April 2011

Penjelajahan Mars

Planet mars sangat menarik untuk diteliti karena sepertinya memungkinkan adanya sebuah kehidupan disana. Namun apakah mungkin adanya kehidupan di planet mars???.

A. Latar Belakang Melacak kehidupan planet MARS
Pertumbuhan penduduk di dunia, memicu para pakar teknologi untuk mencari alternatif kehidupan lain, selain dari bumi. Beberapa pakar penelitian antariksa melirik planet merah atau lebih dikenal dengan planet Mars. Pemilihan planet Mars sebagai rencana migrasi manusia, di dasarkan pada penelitian bahwa struktur planet tersebut banyak mempunyai kesamaan dengan struktur bumi.

Awal Juli 1997 penduduk dunia tercengang oleh suksesnya NASA mendaratkan Mars Pathfinder di Mars dengan cara “unik”. Pendaratan tersebut merupakan lanjutan upaya ambisius penduduk bumi untuk mengetahui ada tidaknya kehidupan di planet yang oleh orang Jawa Tengah disebut dengan istilah “Joko Belek”.

Penulis Inggris terkenal menulis Herbert George Wells menerbitkan sebuth buku berjudul The War of The Worlds. Didalamnya Wells menulis tentang makhuk cerdas dari planet lain yang mula-mula mengamati bumi, seperti manusia mengamati jasad renik di bawah lensa mikroskop, tetapi kemudian datang menyerbu. Permasalahanya adalah mengapa planet ukuran separuh bumi tersebut begitu dicurigai berkehidupan ?

Cerita Wells memang fiksi, tetapi ia mempunyai alasan untuk itu. Tahun 1855 – 1916 Percival Lowell seorang astronom yang juga terkenal mempelopori pencarian planet Pluto dan mendirikan abservatorium di Flagstaff, sebuah kota kecil di Arizona. Di abservatorium ini Lowell memulai pengamatannya terhadap Mars dengan membuat peta rinci dan akhirnya menyimpulkan, disana ada hiruk pikuk kehidupan.

B. Usaha Manusia Untuk Mencari Alternatif Kehidupan Selain di Bumi
Usaha manusia untuk mencari alternatif kehidupan selain bumi, merupakan salah satu cara saja dari manusia untuk dapat mempertahankan eksistensinya di dunia. Alternatif ini didasarkan pada pertimbangan alasan yang masuk akal bahwa kehidupan di bumi menunjukkan semakin sempit tidak sebanding dengan jumlah penduduk di dunia yang perkembangannya setiap tahun menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan. Sementara minyak bumi merupakan sumber daya yang sangat penting bagi perikehidupan. Namun perlu dipahami bahwa sumber daya itu tidak dapat diperbaharui dan jumlahnya pun terbatas sehingga manusia harus berusaha mencari sumber energi yang lain bila ingin tetap mempertahankan kehidupannya di masa yang akan datang.

Masalah lain yang sangat vital adalah masalah penggunaan teknologi, seperti penggunaan tenaga nuklir. Satu sisi penggunaan tenaga nuklir sangat besar manfaatnya untuk industri, namun disisi lain dampak dari penggunaan tenaga nuklir yang berlebihan atau salah gunakan akan menyebabkan punahnya manusia dan peradabannya yang berada di dunia ini, ketika terjadi perang nuklir. Indikasi tersebut sudah mulai nampak di beberapa negara, dengan alasan untuk melindungi negaranya dari ancaman perang nuklir.

Dengan teknologi maju, orang juga telah dan sedang terus berjalan mengadakan eksplorasi ke antariksa untuk antara lain mencari kemungkinan dapat melakukan migrasi ke planet lain. Namun sepanjang penyelidikan yang ada informasi atau pun data menunjukkan bahwa harapan yang justru semakin menipis dibandingkan dengan dugaan-dugaan semula. Misalnya di planet Mars sebagian orang menduga ada kehidupan. Perkiraan adanya air dan salju yang tebal pada planet Mars, ternyata yang ada hanyalah selapis butiran salju yang tidak ada artinya bagi kehidupan seperti halnya di bumi. Demikian juga kadar oksigen yang sangat tipis Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tidak ada sedikitpun oksigen yang ada di planet Mars, sehingga sangat tidak memungkinkan manusia akan melakukan migrasi ke planet Mars.

Masalah vital lainnya adalah menentukan kelestarian kehidupan manusia di muka bumi adalah masalah kependudukan. Di mana pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan, sehingga hal ini mendorong timbulnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran, yang apada akhirnya akan menumbuh suburkan kejahatan.

C. Pembuktian Ada atau Tidaknya Kehidupan di Planet Merah (Mars) 
Mars memang mirip bumi, sehingga wajar orang mengharap ada kehidupan di sana. Dengan menggunakan teropong terlihat Mars memiliki kutub utara dan selatan berselimut es seperti kutub-kutub bumi. Mars juga memperlihatkan pola pergantian musim, bahkan juga perubahan teratur warga gelap dan terang dipermukaan Mars diduga sebagai pergantian warna tetumbuhan. Ada pula awan berarak dan panjang harinya pun hanya berbeda 37 menit dengan bumi.

Planet ini berjarak dari matahari satu setengah kali atau kira-kira 228.000 Km. Suhu maksimum dipermukaannya sekitar 370 C, sedangkan suhu minimumnya – 1230C (bandingkan dengan suhu terendah yang pernah tercatat di bumi – 89,20C). Gravitasi dipermukaan planet ini, 0,38 gravitasi di permukaan bumi, sehingga manusia yang berbobot 50 Kg meringan menjadi 19 Kg.
Perdebatan mengenai kehidupan di Mars terus berkembang dan menjadi semakin populer ketika wahana Antariksa tidak berawak Amerika Serikat Mariner 4 berhasil mencapai orbit Mars dengan jarak 9.920 Km, semua itu mencapai puncaknya dengan pesawat tidak berawak Viking I yang tiba dipermukaan Mars 20 Juli 1976, disusul dengan Viking 2 yang berhasil mendarat pada bulan Agustus 1976.

Misi Viking berlangsung 6 tahun, namun hasil penyelidikan ada atau tidaknya kehidupan tidak terjawab dengan pasti, bahkan cenderung mengecewakan, karena kanal-kanal yang menyerupai air yang mengalir dan konon terdapat kehidupan makhluk cerdik tidak ditemukan, bahkan kehidupan organisme mikro tidak ditemukan.

Dari kondisi yang ada di planet Mars yang telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, para ilmuan sepakat tidak bisa menyimpulkan begitu saja bahwa Mars pernah atau boleh jadi akan menjadi wilayah tempat kehidupan dan dapat berevolusi seperti terjadi di bumi miliaran tahun yang lalu.



d.Penemuan FOSIL
Satu teori baru tentang bagaimana terjadinya lautan di planet Mars jaman dulu juga menunjukkan titik-titik terbaik untuk perburuan fosil di Planet Mars atau lebih dikenal dengan sebutan Planet Merah ke depannya. Dari struktur geologi dataran bagian utara di Mars, sebuah penelitian menunjukkan bahwa air terbentuk sebagaimana air tanah secara perlahan meresap ke atas melalui retakan di lapisan atas. Proses ini akan membuat danau dan laut secara cepat, hanya dalam hitungan tahun saja, tapi juga bisa menyokong eksistensi air selama seribu tahun. Demikian dikutip dari National Geographic, Senin (8/11/2010).

Bagaimanapun, meski planet Mars dulunya cukup berair, akan tetapi planet tersebut tidak memiliki atmosfer yang cukup tebal. Banyak para ilmuwan yang berpikir bahwa jika (memang) ada kehidupan yang berevolusi di Mars, tempat terbaik untuk mencarinya adalah tempat dimana cairan air terlindungi dari perubahan suhu yang ekstrim, juga dari radiasi ultraviolet matahari yang merusak.


"Untuk menemukan kehidupan, kita harus melihat ke wilayah planet dimana keberadaan air cukup stabil. Untuk kasus planet Mars, airnya ada di bawah permukaan tanah," ujar J. Alexis Palmero Rodriguez dari Planetary Science Institute di Arizona.


Hal ini menimbulkan sebuah dilema bagi para pemburu fosil, karena untuk menggali, demi menemukan jejak kehidupan di planet Mars membutuhkan waktu dan peralatan yang tidak tersedia di kendaraan penjelajah robotik yang dikirimkan untuk mengeksplor permukaan planet tersebut.


Tapi menurut penelitian terakhir, air yang merembes di wilayah utara Mars, mungkin adalah air yang sangat purba, yang terperangkap di bawah permukaan tanah untuk waktu yang sangat lama, sampai milyaran tahun. "Lingkungan tersebut adalah tempat yang stabil bagi organisme untuk tumbuh dan berevolusi," kata Rodriguez.


Itu berarti bahwa beberapa batuan sedimen di tempat bekas lautan purba di Mars, menyimpan fosil kehidupan Mars yang mungkin bisa diakses melalui kendaraan penjelajah robotik.
 




         RF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon daftarkan diri anda:

Pulau Seram, Maluku