28 Oktober 2011

Namanya "Lian"

Dengan menunggangi sepeda motor, pagi itu saya ke tempat kerja,,, kantor terlihat masih lengang, dimana hal tersebut tidak seperti biasanya, lagipula jam telah melewati waktunya masuk kantor, pukul 08,10,.namun lengangnya kantor pada hari tersebut sedikit banyak  dimaklumi, mungkin karena pada malam sebelumnya ada terjadi sedikit gangguan keamanan di pusat kota sehingga para pegawai dilanda ketakutan untuk melakukan aktifitas kantoran…

Dengan suasana kantor yang lengang  serta tidak ada aktifitasnya, saat masih di halaman kantor, bersama beberapa teman, kami  membangun sedikit diskusi tentang kejadian yang terjadi pada malam sebelumnya,,,,selang beberapa saat sebuah mobil mini bus berplat hitam menyelinap masuk parkiran, plat nomor kendaraan tersebut sudah tak asing di mataku,,,

Yahya namanya,,,,orang yang keluar dalam mobil tersebut,, setelah beberapa saat nimbrung  dan memberikan sedikit 'nyanyian',, dia mengajakku ke Piru (kota kabupaten Seram Bagian Barat),,saya mencoba berbasa -basi dengan mengatakan tujuan apa ke Piru, namun tak ada jawaban yang saya dapat,, dengan sedikit gaya memaksanya, sayapun terpaksa menemani ke Piru, kota Kab.Seram bagian Barat.

Sepanjang perjalanan menuju dermaga fery, kami di temani alunan musik berlatar suara Lionel Richie...suara lembutnya terdengar dengan lantunan berjudul Hello, Endless love, Trully dan beberapa hits yang lain, lagu -lagu tersebut tepat pada waktunya disuasana perjalanan pagi hari itu…

Memasuki dermaga fery di hunimua terlihat  area antrean kendaraan telah penuh  yang sebagian besar didominasi mobil dengan posisi antrean lumayan panjang,  kami mengambil posisi di parkiran dan mencoba mencari informasi peluang menaikan mobil kami di keberangkatan pertama……..

Peluang menyeberang dengan mobil untuk keberangkatan fery yang ada sudah tidak mungkin, sedangkan untuk berangkat menggunakan fery berikutnya harus menunggu 2 jam lagi, keputusannya menitipkan mobil di dermaga yang kemudian melanjutkan perjalanan tanpa tumpangan sendiri….

Suasana dalam fery tidak terlalu  penuh dengan penumpang, banyak tempat duduk yang kosong alias tidak ditempati, namun diantara jejeran penumpang-penumpang tersebut terlihat sosok wanita yang sepintas lumayan “cantik’,,,

Dia terlihat lebih santai ditempat duduknya, mungkin didukung tempat duduk sisi kiri-kanan yang  kosong, jadinya sesekali dia terlihat berbaring…Tingkahnya yang sepintas terlihat cuek ternyata tanpa disadari mengundang perhatian kami,, wajahnya lumayan cantik, didukung postur tubuh yang ideal, kulit yang terang alias putih, jadilah dia wanita yang sempurna saat itu….

Butuh satu jam lebih perjalanan menuju dermaga waipirit di Kairatu, Pulau Seram. Selama waktu perjalanan tersebut tradisi ngobrol dan jalan mengelilingi sisi-sisi lain dalan kapal fery menjadi aktifitas kami…. Fery merapat di dermaga, tak lama, kamipun keluar. Disepanjang perjalanan menuju terminal tanpa disengaja kami berbarengan dengan gadis yang mengundang perhatian di fery selama perjalanan menuju waipirit,,, kami mencoba menyapa gadis tersebut yang jalan sendirian dengan satu jinjingan tas plastik. Dengan sedikit berbasa-basi kami mencoba membuka obrolan dengan mengatakan kemana tujuan n apa tujuannya …dia menanggapi obrolan kami….

Mungkin bertalenta supel serta mudah bergaul, gadis yang saat berkenalan bernama “Lian” tersebut menyambut dengan ramah ajakan obrolan kami,,,,,tujuan kami sama, menuju ibukota Kabupaten di Piru.

Karena lama menunggu kendaraan tujuan Piru, kami mengajaknya untuk sedikit mengganjal perut di rumah makan sekitar terminal sambil menunggu angkutan umum,,, Teh hangat dan gorengan menemani sudut-sudut obrolan kami…,,

Kami mencoba membuka obrolan yang lebih luas, dari tuturnya ternyata berlogat Sunda full dan spontan saya menanyakan asal “Lian”,, tak salah dia berdarah Sunda !00% dan di Bandung beralamat di Muhamat Thoha…,,,,Saya bertanya dalam hati, butuh keberanian extra bagi seorang wanita untuk merantau dari Bandung-Piru….hanya wanita yang bertalenta petualang serta berkemampuan tertentu yang  bisa melakukannya dan diantara mereka salah satunya mungkin dia,,,“Lian”……

Dari sisi percakapan kami, tak diduga “Lian” menanyakan apakah  kami merokok atau tidak, satu pertanyaan yang menurutku mungkin cuma basa-basi atau mungkin kami kalah cepat menjawabnya karena belum terlontar jawaban, secara spontan dia mengeluarkan dua bungkus rokok “Marlboro dan Mild” dan tanpa sungkan mulai menyulut rokok kemudian menghisap dengan ekspresi sangat menikmati…Saya dan Yahya  saling tatap,  saling senyum melihat tingkahnya yang penuh percaya diri….

Mungkin pengaruh rokok atau memang telah memiliki bakat bicara??, satu hal yang pasti setelah menyulut rokok, bicaranya semakin dan semakin lancar, dia menceritakan kenapa dan apa yang melabuhkan dia di tanah Maluku sampai keadaannya yang sekarang…saya cuma bisa mendengar, melihat dan berfikir “ inilah satu sisi yang lain dari perjalanan hidup,,,,

Diluar terlihat mobil plat hitam yang difungsikan sebagai mobil carteran,,saya keluar dan menawarinya mengantarkan kami,, supirnya setuju dengan harga yang saya tawarkan, saya masuk meng-aba-aba-kan Yahya dan Lian untuk melanjutkan perjalanan. Kamipun berangkat menuju Piru,,,disepanjang perjalanan banyak yang diceritakan “Lian”,  dan ternyata seluk-beluk daerah tersebut sangat dikuasainya…

Sampailah kami di “pos”nya, Lian pamitan untuk diturunkan,,, tanpa ragu, tanpa malu, tanpa sungkan, dia menoleh kearah satu bangunan gedung di depan dan sambil menunjuk dia mengatakan “disana tempat tinggalku, kalo ada waktu atau mungkin satu waktu datang kesini, mampir saja dan tanya “Lian” semua orang pasti tahu”….saya menoleh ke papan nama di depan bangunan tersebut, disana tertera nama “Bar X…..Bar yang seisinya mengenali dia…..” Lian".........














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon daftarkan diri anda:

Pulau Seram, Maluku