Kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sehat sudah saatnya di tularkan ke bangunan yang entah itu bangunan tempat tinggal maupun bangunan-bangunan publik seperti perkantoran, pendidikan hotel dan lain-lain. Bangunan berkonsep konstruksi hijau atau yang lebih umum dikenal dengan Green
Construction adalah satu terobosan penting yang saat ini mulai diterapkan. Untuk Indonesiapun konsep ini sudah banyak digunakan baik dari sisi design maupun material yang ramah lingkungan.
Green construction adalah satu aksi dari sebuah gerakan
berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya rancangan konstruksi pada tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien pemakaian energi dan sumber daya serta berbiaya rendah. Gerakan
konstruksi hijau ini juga identik dengan sustainable yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka
pendek terhadap resiko jangka panjang dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, kenyamanan serta kesejahteraan masa depan.
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat energi dimana sistem bangunan yang didesign dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaankonstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah.
Aplikasi dari konstruksi hijau pada tahap perencanaan terlihat pada beberapa desain konstruksi yang memperoleh award sebagai desain bangunan yang hemat energi dimana sistem bangunan yang didesign dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Selain itu berbagai terobosan baru dalam dunia konstruksi juga memperkenalkan berbagai material struktur yang saat ini menggunakan limbah sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai dan beton pra cetak. Selain itu terobosan sistem pelaksanaankonstruksi juga memperkenalkan material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu sebagai perancah.
Pemakaian material/bahan bangunan yang banyak digunakan seperti kaca, beton, kayu, asphalt, baja dan jenis metal lainnya ditengarai dapat menimbulkan efek pemanasan global yang signifikan dan menyebabkan perubahan iklim di dunia. Ingat kan penggunaan kaca gelap/ kaca yag dapat memantulkan cahaya matahari yang biasanya digunkan pada gedung-gedung tinggi/bertingkat yang biasa disebut dengan kaca film ribben. Jelas-jelas itu sangat merugikan karena menghantarkan cahaya matahari kembali ke atmosfer bumi dan terjadilah penumpukan sehingga suhu bumi semakin panas.
Dalam penerapan green construction
tentunya banyak tantangan yang harus dilalui, yaitu :
1. Pembiayaan.
Desain konsep bangunan hijau dari aspek pembiayaan lumayan menguras rekening. Untuk konsep Green Building tentunya tidak
akan sama dengan gedung-gedung yang lainnya, hal tersebut banyak dipengaruhi banyak faktor seperti dalam pemakaian jasa para pakar atau tenaga ahli dan lain lain.
2. Rancangan desain yang startegis
Semua konstruksi bangunan gedung pasti memiliki design yang berbeda-beda, tentunya dalam prinsip Green
Building design haruslah meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya
pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi yang berkonsepkan ramah
lingkungan.Tentunya hal itu menjadi tantangan utama para ahli Green Building
untuk membuat design yang cocok pada kondisi eksternal internal lingkungan
sekitarnya.
3. Penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan
Saat ini umumnya konstruksi rumah tunggal dibangun
menggunakan material bingkai kayu. Namun membangun rumah kayu berbingkai membutuhkan rencana yang
sangat hati-hati. Membangun rumah dengan bingkai kayu umumnya akan menghasilkan
struktur yang handal dan aman, namun juga rentan terhadap kegagalan prematur
ketika rincian kecil dibiarkan atau dibuat dengan produk kayu berkualitas
buruk.Saat ini pemilik rumah memiliki kesempatan untuk memilih dari alternatif
Bahan Bangunan Hijau. Namun dengan isu ilegal logging yang masih banyak
penggunaan kayu sebagai material mulai ditinggalakan untuk kelestarian
lingkungan. Penggunaan bau alam, gypsum, batu bata, gypsum, dan alumunium serta
baja ringanpun menjadi piliha yang tepat. Karena selain ramah lingkungan
juga mampu menunjang ketahanan bangunan dan tentunya healthy conditional.
4. Pembuatan peraturan-peraturan yang sah dalam penerapan green
construction
Di Indonesia saat ini , wacana konstruksi hijau mulai tampak pada
penerapan beberapa proyek seperti proyek ruas jalan tol bandara yang dikerjakan
oleh PT. Pembangunan Perumahan dan proyek Rusunami oleh PT Perumnas. Namun
sayangnya hingga saat ini belum ada payung hukum yang menaungi penerapan
konstruksi hijau di Indonesia apa lagi sejumlah insentif yang akan diberikan
pada pelaksanaan proyek yang menerapkan konsep konstruksi hijau.
5. Penataan kota untuk mewujudkan konsep green building
Green Building pastinya harus membuat
suatu area yang di tempatinya menjadi daerah yang asri dan ramah lingkungan.
Oleh karena itu diperlukan tata kota yang tepat jika kita ingin membuat suatu
Green Building di Indonesia. Letak tata kota yang sesuai dengan keseimbangan
ekosistem lingkungan, jangan sampai pembuatan Green Building malah merusak area
hijau, atau siklus udara dan hidrologi yang dipengaruhi oleh hilangnya area
resapan air. Untuk di daerah Indonesia sendiri, bila kita ambil contoh jakarta
mungkin pembangunan Green Building susah untuk dilaksanakan, dikarenakan tata
letak kota jakarta yang memang sudah padat untuk bangunan-bangunan bersifat
kepentinan komersial ataupun bangunan hunian tempat tinggal.
6. Pembiayaan serta perawatan green building
Tidak mudah merawat suatu gedung atau
bangunan apalagi bangunan dengan konsep Green Building, yang harus
mempertahankan manfaatnya untuk lingkungan sekitar.
7. Faktor kesehatan
Menggunakan material & produk-produk
yang non-toxic akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan mengurangi
tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Material yang bebas emisi, dan
tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan sporadan mikroba lainnya.
Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem ventilasi
yang efektif dan bahan-bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan
untuk bernapas. Bahan-bahan alami atau natural sudah diketahui memang cukup
rentan terhadap gangguan lingkungan itu sendiri seperti keberadaan
mikroorganisme ,serta kelembaban udara dan suhu diluar maupun didalam ruangan
yang harus diseimbangkan untuk meminimalisasi kerusakan bangunan.
8. Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya green building
Tantangan ini juga cukup penting untuk
dipecahkan, Banyak masyarakat Indonesia yang tentunya belum tahu akan makna
Green Building. Mulai dari konsep,manfaatnya dalam jangka panjang serta
aplikasinya. Penyuluhan akan Green Building seharusnya juga diberikan kepada
masyarakat Indonesia agar lebih mengetahui peranan Green Building dalam dunia
pembangunan di Indonesia. Apalgi dengan ekonomi masyarakat Indonesia yang minim
membuat rencana ini hanya terbatas kepada pengembang bangunan dengan modal
besar dan kalangan menegah ke atas.
Green Building lebih dari sebuah konsep
untuk hidup berkelanjutan, tetapi bisa membangun harapan untuk masa depan. Oleh
karena itu, kesadaran masyarakat Indonesia harus ditingkatkan untuk mengetahui
pentingnya membuat bangunan dengan konsep Green Construction
Apapun yang dilakukan manusia untuk
pelestarian lingkungan dan perbaikan lingkungan mau sekecil apapun memang
sangat berarti seperti membuang sampah pada tempatnya, itu pun masih belum
tercapai sempurna. Dengan usia yang menipis karena perubahan iklim, kekurangan
energi yang semakin meningkat dan masalah kesehatan, memang masuk akal untuk
membangun gedung yang tahan lama,menghemat energi, mengurangi limbah dan
polusi, dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Upaya yang perlu dilakukan;
Upaya yang perlu dilakukan;
Dalam
mencapai apa yang menjadi tujuan dari konsep bangunan yang diistilahkan dengan
Green Construction tersebut, tindakan nyata perlu dilakukan dengan melibatkan
semua lapisan masyarakat dari tingkatan strata social, pendidikan, profesi yang
berlevel terbawah sampai atasnya. Banyak cara yang bisa dilakukan sebagai upaya
mendukung konsep pembangunan tersebut, seperti membangun dengan memaksimalkan
bahan-bahan yang ramah lingkungan, menyadarkan masyarakat akan pentingnya Green Construction bagi dunia pembangunan,
penataan kota dengan konsep green construction, perancangan bangunan yang efisien
dalam penggunaan energi dengan memanfaatkan
pencahayaan matahari sebagai penerangan ruangan serta sirkulasi udara yang
cukup untuk mengurangi penggunaan pendingin ruangan, penggunaan material yang dapat didaur ulang, penggunaan teknologi yang sesuai dan ramah lingkungan agar tidak merusak
ekosistem sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon daftarkan diri anda: