20 Juli 2011

TAKSAKA

"Naik kereta api..tut..tut, siapa hendak turun, ke Bandung, Surabaya"....

Sepenggal bait lagu tentang kereta api tersebut setidaknya memberi makna bahwa jenis transportasi yang lahir sejak jaman  pra kemerdekaan tersebut sangat berarti bagi moda angkutan umum penumpang terutama tujuan antar propinsi di Indonesia khususnya pulau Jawa.

Terlepas sebagai angkutan masal, kereta api termasuk jenis angkutan yang sangat murah dilihat dari rentang jarak yang dilalui dan mungkin karena murahnya tersebut kereta api sering dijuluki sebagai angkutan wong cilik alias angkutan rakyat.

Begitu juga saya, selama berada di Jogjakata, kereta api adalah transportasi favorit untuk perjalanan Jogjakarta-Jakarta, Bandung, Surabaya begitupun sebaliknya karena dengan kereta api saya bisa menikmati indahnya alam yang dilewati. Dan sebagai sarana transportasi favorit tentunya saya selalu berusaha mengetahui hal-hal kecil mengenai moda angkutan tersebut semisal jadwal keberangkatan dan lain-lain...

Untuk jadwal keberangkatan kereta api Jogjakarta tujuan Jakarta bervariasi, ada yang pagi, siang dan juga malam hari. Untuk pagi hari, keberangkatan kereta api biasanya jam 9.00 dan jam 10.00 WIB. Pada jam-jam tersebut biasanya kereta api mulai merangkak di relnya meninggalkan stasiun ”Tugu” Jogjakarta.

Hari itu, saya berencana ke Jakarta dan seperti kebiasaan yang sering menggunakan jasa angkutan kereta api, saya selalu memanfaatkan waktu keberangkatan pagi hari. Pemilihan jadwal keberangkatan  dipagi hari tersebut bukan tanpa alasan tapi setidaknya saya dapat menikmati pemandangan sepanjang jalur perjalanan  tersebut, selain itu saya juga dapat berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki corak  latar dan kultur hidup bermacam-macam yang secara tidak langsung menjadi pengalaman berharga buat saya.

Jarak stasiun ’Tugu” Jogjakarta dari tempat kost saya di Jln. Kaliurang tepatnya km 6 adalah  sekitar 7 km dimana untuk mencapai stasiun  butuh waktu tempuh  kurang lebih  20 menit menggunakan taxi atau ojek. Dengan jarak tempuh yang katanya lumayan dekat tersebut, saya biasaya berangkat dari tempat kost ke stasiun sekitar  30 menit menjelang keberangkatan kereta api.

Namanya mas Pudji, penjaga kost, dialah yang selalu saya pakai jasa ”ojek”nya untuk mengantarkan ke stasiun, selain dapat memberi sedikit rejeki kepadanya,  menggunakan jasa ’ojek’ setidaknya dapat sedikit menghemat waktu tempuh ke stasiun karena melewati jalur-jalur  pintas dan tidak terkendala kemacetan.

”TAKSAKA” itulah nama kereta api yang tertera dalam ticket saya, jadwal keberangkatan menunjukan pukul 9.00 WIB, sedangkan gerbong serta seat yang tertera  dalam ticket adalah 7 dan 8B.  Menginjakan kaki dalam gerbong kereta, kenyamanan sangat terasa, maklum dengan status gerbong ”Eksekutif”, kenyamanan memang menjadi’ ikonnya’.

Ruang dalam gerbong didominasi deretan tempat duduk yang terlihat rapi dan lumayan bersih menjanjikan kenyamanan menempatinya, sebagian besar kursi telah diduduki oknum-oknum peminat. Saya mengalami sedikit keberuntungan karena seat sebelah saya tidak ditempati alias kosong sehingga lebih luas dan bebas mengambil posisi dudukan yang 'santai' dekat jendela.

Saat peluit terdengar sesaat itu pula ”TAKSAKA” mulai meninggalkan stasiun Tugu Jogjakarta dan  kota ”Jogjakarta” yang penuh pesona terlihat melalui jendela-jendela kereta yang dilengkapi gording. Waktu berjalan seiring TAKSAKA meninggalkan Jogjakarta, saya mengeluarkan computer jinjing dalam tas, meng’on’kan untuk kemudian berselancar di dunia maya menggunakan fasilitas ’connect’ sendiri, maklum fasilitas tersebut untuk TAKSAKA tidak tersedia (mudah-mudahan satu saat tersedia), terkadang selain berselancar, juga membaca koran atau buku yang sengaja dibawa sebagai bagian ’bekal’ untuk perjalanan yang lumayan panjang/lama.  

Sepanjang perjalanan melalui jendela terlihat dengan indahnya wilayah-wilayah yang dilalui, terkadang hamparan sawah yang dibatasi pandangan mata, terkadang juga dibatasi gunung,  sungai yang seakan berkata ”lihatlah aku, karena aku  terlalu indah untuk tidak dilihat,,. 

Perjalanan kereta telah memakan waktu sekitar dua jam, kru kereta muncul dan mulai mengecek ticket penumpang dengan gaya keramahan mereka, begitupun pelayan yang menawarkan makan/minum dengan tingkah penuh kesopanan.

Jam demi jam dilewati, kota demi kota juga telah terlewati dan tak terasa 5 jam perjalanan telah dilalui, TAKSAKA  telah memasuki  kota Cirebon, sesaat mata mulai kurang berkompromi menikmati perjalanan, saya mencoba menutup mata yang terasa mulai berat untuk melihat,,,,,,TERTIDUR....

Tersadar dari tidur di jendela bukan lagi hamparan sawah ataupun gunung yang terlihat   tapi gedung-gedung pencakar, tak lama kereta masuk stasiun Jatinegara dan sesaat kemudian melalui jendela terlihat MONAS.....OOO saya telah di Jakarta.....Kereta masuk stasiun GAMBIR,,, buruh masuk gerbong  menawarkan jasa 'pikul' bawaan,,,,ranselku naik di pundak sendiri,,,, saya melangkah keluar gerbong kereta dan saat kaki terpijak di lantai stasiun GAMBIR, saya menoleh ke belakang dan bergumam ”Alhamdulillah,,,,,,,,,,terimakasih TAKSAKA, karena kamu saya di JA--KAR--TA--”..........



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon daftarkan diri anda:

Pulau Seram, Maluku